Saya gila karena ingin selalu ‘melihatmu’. Melihat namamu terpampang
di layar laptop milik saya. Satu nama, yang melangutkan
seribu rasa, tercampur aduk menjadi satu.
Ugh! Saya terkadang benci diri sendiri, yang tak sanggup mengucap satu kata pun walau ingin. Tiba-tiba saja lidah ini menjadi kelu, semua kata yang terangkai rapi di ujung lidah seakan lenyap tak berbekas. Lalu, saya hanya akan menatap kosong namamu yang terpampang online di ym atau msn atau skype atau fb. Iya, saya sudah menjadi gila karena menambahmu menjadi salah satu teman di semua wadah dunia maya itu. Namun, tak satu pun yang dapat membawamu mendekat.
Kamu sungguh tak teraih, saya tahu itu. Kamu membuat saya gila, saya tahu itu. Tapi anehnya, semua itu tidak membuat saya berhenti menyukaimu.
Ugh! Saya terkadang benci diri sendiri, yang tak sanggup mengucap satu kata pun walau ingin. Tiba-tiba saja lidah ini menjadi kelu, semua kata yang terangkai rapi di ujung lidah seakan lenyap tak berbekas. Lalu, saya hanya akan menatap kosong namamu yang terpampang online di ym atau msn atau skype atau fb. Iya, saya sudah menjadi gila karena menambahmu menjadi salah satu teman di semua wadah dunia maya itu. Namun, tak satu pun yang dapat membawamu mendekat.
Kamu sungguh tak teraih, saya tahu itu. Kamu membuat saya gila, saya tahu itu. Tapi anehnya, semua itu tidak membuat saya berhenti menyukaimu.
No comments:
Post a Comment
Please leave a comment